Monday, March 8, 2010

Monitoring Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang

Monitoring & Evaluasi Partisipatif & Sistem Informasi Taman Nasional Kayan Mentarang

            Sebagai penunjang dari sistem monitoring dan evaluasi partisipatif yang dirancang untuk dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, WWF Indonesia telah mendesain sebuah system informasi lanjutan yang dapat berguna dalam promosi, sumber informasi untuk berbagai kalangan terutama para pemegang kebijakan serta masyarakjat dunia secara umum. Sistem informasi ini pada awalnya dirancang hanya meliputi informasi data dasar (database) sumberdaya biodiversity dan kondisi social ekonomi sekitar kawasan Taman Nasional yang kesemuanya berbasiskan data spatial.

            Adapun sumber informasi yang nantinya akan dapat diakses melalui jaringan global internet ini berasal dari hasil-hasil penelitian yang telah dan akan dilaksanakan oleh berbagai kalangan peneliti di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Untuk menjaga kesinambungan pengelolaan system ini, maka Badan Pengelola TNKM yang terbentuk nanti memiliki bagian khusus yang bertanggung jawab akan pengelolaan system ini. Perancangan, evaluasi dan ujicoba, serta pendidikan & pelatihan untuk menangani system ini akan terus dilakukan hingga system yang dihasilkan dapat berjalan dengan stabil dan semestinya. Kedepan nanti, informasi yang akan dikelola olah system ini akan bertambah dengan informasi lain berupa informasi kawasan secara menyeluruh dan terperinci seperti kondisi alami maupun gangguan habitat/hutan, pengambilan sumberdaya hutan/alam.

            Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi kawasan tersbut, WWF Indonesia sejak tahun 2000 telah melakukan monitoring kawasan secara kontinyu. Dengan memanfaatkan analisys citra satelit secara berkala, didapatkan hasil kondisi tutupan lahan hingga tahun terkini (2005). Selain itu  survey-survey penutupan dan kondisi kawasan telah dilakukan setiap tahun. Melalui survey cepat lewat pantauan udara (aerial survey), didapatkan hasil bahwa kondisi kawasan taman nasional (2005) berada dalam kondisi yang relative utuh dan terjaga dengan baik. Akan tetapi juga dijumpai beberapa gangguan kawasan berupa pembukaan hutan di sepanjang perbatasan taman nasional dengan Negara Serawak dan Sabah. Sebanyak tiga titik lokasi diduga kuat telah terjadi perambahan hutan oleh perusahaan asal dua Negara tersebut. Survey darat yang difasilitasi WWF Indonesia pada Oktober 2005 lalu yang dilakukan oleh BKSDA Kaltim bersama Yayasan PADI membuktikan secara akurat kecurigaan tersebut dengan ditemukannya bekas-bekas tebangan serta bekas jalan-jalan logging yang telah tertutup kembali oleh vegetasi di kawasan hulu Sungai Bahau Kecamatan Bahau Hulu Kabupaten Malinau yang berbatasan dengan District Miri, Long Banga Sarawak Malaysia.

 

Kendala yang dihadapi

            Proses penataan batas yang memerlukan keterlibatan semua pihak serta luasnya kawasan yang harus dikelola membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup panjang sehingga seringkali tidak dapat mengimbangi keinginan-keinginan masyarakat yang terus berkembang seiring tuntutan-tuntutan sosial dan ekonomi yang sangat cepat terjadi di sekitar kawasan.

            Kompleksnya penanganan kawasan TNKM yang berada di kawasan perbatasan menjadikan penanganan berbagai permasalahan yang timbul di lapangan terkesan sangat lambat mendapat tanggapan maupun tindakan lanjut dari pemerintah (pusat maupun daerah) serta aparat keamanan (TNI/Polri) yang masing-masing memiliki kepentingan dalam pengelolaan kawasan perbatasan tersebut

Anggaran pemerintah untuk melakukan proses tatabatas TNKM hingga saat ini tahun 2005 belum tersedia, sehingga dalam hal ini BPKH tidak dapat melakukan kegiatan penataan batas secara penuh di kawasan TNKM.

Pelajaran yang diperoleh

            Kompleksnya penanganan masalah perbatasan termasuk kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang menjadikan seringkali terjadi berbagai tarik ulur serta pemahaman yang berbeda mengenai bagaimana menangani kawasan perbatas tersebut, hal tersebut menyebabkan lambatnya berbagai tindakan yang sangat mendesak untuk dilakukan. Penanganan tatabatas kawasan TNKM tidak terlepas dari penanganan perbatasan Negara IndonesiaMalaysia yang saat ini dirasakan belum tuntas. Hal tersebut berdampak kepada kondisi masyarakat yang tinggal dikawasan perbatasan (sebagian kawasan TNKM) yang akhirnya lambat dalam merasakan manfaat langsung pembangunan.

             Pelajaran yang dapat diperoleh dari perjalanan untuk mendampingi masyarakat sekaligus mengelola kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang ini adalah, bahwa kelengahan serta ketidak seriusan penanganan masalah perbatasan ternyata dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya hutan yang menjadi hak Indonesia sepenuhnya. Keterlibatan serta pemahaman yang dibangun secara bersama-sama melalui berbagai workshop, seminar dan diskusi akan nilai penting kawasan hutan secara ekologi dan ekonomi menjadi kekuatan dalam mengawali perencanaan penanganan kawasan perbatasan dan Taman Nasional Kayan Mentarang ini.

Rekomendasi

Untuk mendapatkan kondisi yang ideal di kawasan ini perlu dilakukan konsolidasi serta koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak yang memang memiliki kepantingan langsung dalam menangani kawasan perbatasan termasuk kawasan Taman nasional Kayan Mentarang. Masalah-masalah mendesak yang berkaitan dengan penataan batas kawasan perlu ditangani oleh pihak yang berrwenang dengan tetap mengikutsertakan berbagai kalangan untuk menghindari konflik di kemudian hari.

 

No comments:

Post a Comment